Minggu, 08 Januari 2012

Membangun Kepemimpinan yang Amanah

Ada pertanyaan yang menggelitik di benak ketika memperbincangkan soal kepemimpinan yang amanah. Apakah pemimpin yang amanah itu dilahirkan ataukah dibentuk? Jika jawabannya adalah opsi pertama maka kita tinggal menunggu muncul dan lahirnya pemimpin yang amanah. Yang menjadi soal adalah sampai kapan kita harus menunggu lahirnya pemimpin yang amanah itu? Dan seandainya jawabannya adalah opsi yang kedua, lantas bagaimana kita berikhtiar untuk membentuk pemimpin yang amanah tersebut?
Kepemimpinan yang amanah menjadi sebuah jawaban atas beragam problematika yang mendera bangsa kita saat ini.
Baca Selengkapnya
Kasus korupsi yang terjadi di semua lembaga baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif adalah contoh fakta paling gamblang terjadinya krisis kepemimpinan di negeri kita. Para pemimpin yang semestinya menjadi panutan dan contoh teladan justru menjadi orang yang tidak bisa dipercaya dan menodai kepercayaan rakyat. Padahal apa yang diperbuat pemimpin pasti memberi dampak kepada rakyatnya. Jika pemimpin itu amanah maka memberi dampak positif berupa kemaslahatan bagi rakyat, sebaliknya jika pemimpin telah menyia-nyiakan amanah maka akan berdampak negatif bagi rakyatnya berupa kesengsaraan dan penderitaan.
Sebenarnya seorang pemimpin (leader) adalah pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan. Seorang leader mempunyai tugas untuk me-LEAD anggotanya. Pada kata LEAD terkandung makna: (1) Loyality, seorang pemimpin harus mampu memberikan loyalitas pada tanggung jawabnya serta mampu membangkitkan loyalitas bawahannya. (2) Educate, seorang pemimpin semestinya mampu mengedukasi diri dan orang lain. (3) Advice, seorang pemimpin seharusnya mampu memberikan saran, nasehat serta solusi atas setiap persoalan yang muncul, dan (4) Discipline, seorang pemimpin harus memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan
dalam setiap aktivitasnya. Dari konsep tersebut jika dikristalisasi, maka seorang pemimpin mutlak memiliki karakter keteladanan. Keteladanan adalah bahasa paling efektif yang mampu mengalahkan bahasa verbal yang boros energi.
Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang dapat menunaikan apa-apa dipercayakan kepadanya.. Kepemimpinan yang amanah menjadi dambaan setiap orang. Karena itu untuk mewujudkannya menjadi kepentingan dan tanggung jawab setiap komponen bangsa. Meski bukan hal yang ringan sikap optimis mesti terus dipupuk. Untuk itu ikhtiar kolektif yang dapat ditempuh antara lain:
(1) Membangun kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif akan terbangun manakala kesadaran individual telah tumbuh. Harus ada upaya menggugah dan menyentuh dimensi transendental setiap orang sehingga menyadari bahwa setiap amanah itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. (2) Membangun sistem leadership yang baik. Sistem yang baik akan menutup peluang munculnya penyelewengan. Untuk itu semua institusi hendaknya mengembangkan penegakan hukum, akuntabilitas dan transparansi dalam segala hal. Dan (3) Membangun budaya. Budaya bangsa yang baik dan berkarakter adiluhung perlu direvitalisasi. Untuk itu pendidikan karakter menjadi urgen dikedepankan. Dengan ikhtiar kolektif tersebut diharapkan terbit secercah harapan, setidaknya generasi mendatang hadir pemimpin bangsa yang amanah. Semoga.

1 komentar: